Kitab Laundry

1001 Pertanyaan Bisnis Laundry

home

Pertanyaan: Apa yang bisa saya pelajari dari Fenomena Laundry 5.000?

Jawaban:

Fenomena Laundry 5.000 adalah fenomena yang berlaku di Kota saya, Kota Mataram. Entah ini berlaku juga di Kota Lain atau tidak. Di Kota ini, hampir ke manapun anda pergi, anda akan menemukan dengan mudah Laundry Kiloan Cuci Setrika dengan Tarif 5.000. Kita akan coba menjadikan fenomena ini sebagai study case yang berharga.

Uniknya, tarif ini bertahan bahkan hingga hampir 10 tahun terakhir. Atau bahkan lebih. Saat semua harga barang dan bahan baku naik, tarif ini masih juga sama.

Usaha Laundry baru begitu banyak bermunculan, dan di satu sisi begitu banyak yang berguguran. Tarif ini sebenarnya menjadi sumber masalah, semua orang memajang tarif ini. Laundry baru tentu saja akan mengikutinya, praktik umum untuk meniru pola yang sudah berlaku umum. Jika tidak bermodal tangguh, dan tidak cepat beradaptasi, usaha akan segera runtuh.

Tetapi. Menariknya, ada banyak laundry 5.000 yang masih hidup, bahkan sejak 10 tahun lalu. Bagaimana mereka bertahan? Apakah tarif ini masih menguntungkan?

Laundry 5.000 umumnya akan berada pada siklus setan, dimana ia akan mengalami kenaikan omset dari kondisi awal yang sepi, utamanya karena laundry cepat selesai, pelanggan suka. Ada yang tidak bisa beradaptasi dengan kenaikan omset, tak lama kemudian omset drop karena laundry keteteran, pelanggan kecewa berjamaah, dan pelanggan laundry kiloan (yang umumnya tidak loyal), akan segera mencari 5.000 yang lebih memuaskan. Siklus ini terus bergulir, dari satu laundry ke laundry lain.

Saat omset mulai naik, ada juga yang beradaptasi, yakni dengan menambah karyawan, mesin, dll. Namun, resiko gulung tikar lebih besar. Jika pengalaman usaha owner tidak memadai hingga omset tak cukup memadai dengan perubahan jumlah karyawan, biaya overhead akan meningkat drastis, dan ujungnya? Semoga yang terbaik.

Ada juga banyak kasus lain, dimana owner memeras tenaga karyawan, bermain timbangan, dan berbagai tindakan merugikan tertentu untuk tetap bertahan, ini jelas merugikan berbagai pihak.

Akan selalu ada penderitaan baru yang muncul dari tarif 5.000 ini.

Satu golongan terakhir ini adalah yang paling aman, mereka tidak memaksakan diri. Menolak kelebihan omset, omset stabil dan penghasilan cukup-cukup saja. Bisa dianggap tidak ada yang dikorbankan, owner merasa cukup dengan penghasilan yang ada, pelanggan puas-puas saja. Masalahnya hanya Usaha ini akan tetap disini, tidak berkembang. Resikonya adalah, dengan banyaknya Laundry baru yang buka, sangat besar kemungkinan omset dapat turun lagi dan menekan pendapatan.

Yang dikorbankan adalah ketidak berkembangan, masa depan. Dan akan menjadi masalah serius jika Owner bergantung pada usaha laundry ini.

Saat ternyata masih ada cara bertahan meskipun dengan tarif 5.000, apakah itu berarti Laundry 5.000 masih menguntungkan?

Ya. Ada keuntungan pada Laundry 5.000, jika anda tidak menggaji karyawan. Di Kota saya, dengan perhitungan omset 60kg/hari, estimasi biaya per-kilo untuk jasa Cuci Setrika, jika dengan karyawan lengkap dan dilengkapi biaya overhead dasar (tempat, listrik, internet, kurir, dan admin) adalah kisaran Rp 5.300/kg. Tarif 5.000 Jelas rugi.

Namun, jika dipecah. Keseluruh biaya karyawan akan berada pada kisaran Rp 2.955, bulatkan Rp 3.000/kg, selain itu ada biaya overhead pada kisaran Rp 700/kg (termasuk sewa tempat pada kisaran Rp 400-500/kg). Inilah kunci dari bertahannya Laundry 5.000. Jika sama sekali tidak ada karyawan, dan tidak sewa tempat, cost yang dikeluarkan hanya kisaran Rp 1.800 - Rp 2.000/kg. Dengan asumsi anda bisa mengerjakan sendiri pekerjaan laundry sebanayk 30kg/hari, maka keuntungan yang akan diperoleh pada kisaran 3.000 x 30 = 90rb/hari (sekitar 2.7 juta per bulan).

Banyak yang masih bisa hidup dengan 2.7 Juta per bulan, itulah alasannya Laundry 5.000 masih bisa berjalan (saat anda tidak menggunakan karyawan, dan tidak menyewa tempat).

Apakah benar-benar tidak bisa untuk bertahan dengan tarif 5.000, jika saya memiliki karyawan dan menyewa tempat? Bisa. Sesuai data di atas, kita harus melakukan penghematan pada kisaran 300 rupiah untuk mencapai impas (tidak rugi dan tidak untung). Dan jika kita bisa melakukan penghematan lebih dari itu, maka itu adalah keuntungan. Bisakah melakukan penghematan lebih dari itu?

Bisa. Bahkan, saya masih menerapkan tarif ini. Ada berbagai pertimbangan strategis, dan tentu saja saya terus melakukan penghematan. Penghematan bahkan lebih dari 20% dapat dilakukan dengan berbagai metode. Penghematan ini umumnya hanya bisa dilakukan pada omset di atas 200kg/hari. Ada banyak penurunan biaya operasional, dan biaya over head saat omset berada pada angka di Atas 200kg/hari.

Kebanyakan penghematan ini harus dibarengi kontrol operasional yang ketat. Sehingga mendorong keikutsertaan kontrol owner yang tinggi dalam operasional. Namun hal ini dapat dikurangi melalui pemanfaatan teknologi, dan terus melakukan inovasi pada Bisnis Laundry anda. Penerapan tarif express, cuci satuan, dll juga sebenarnya dapat membantu, namun tidak bisa dianggap sebagai solusi, karena sifatnya mensubsidi layanan lain, ini sangat beresiko jika subsidi silang ini gagal.

Hal yang menjadi titik kritis penerapan tarif ini pada skala bisnis yang lebih besar adalah kontrol biaya produksi yang berkelanjutan. Tanpa adanya mekanisme untuk terus melakukan kontrol biaya produksi, hasil dari penghematan belum tentu bisa diuji dan dibuktikan. Selain itu, perubahan harga bahan baku yang tidak disadari akan mempengaruhi biaya secara signifikan, saat kontrol biaya operasional tidak dilakukan secara terus menerus, resiko kerugian ini akan muncul kembali, bahkan setelah berbagai upaya penghematan dilakukan.

Menunggu Kotak Komentar